Total Tayangan Halaman

Minggu, 23 Januari 2011

PELUANG EMAS PADA CLIPAN FINANCE
Clipan Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang mulai diperhitungkan dalam skala nasional. Hal ini memang bukan tanpa alasan mengingat kinerja CFIN cukup bagus dan diprediksi akan berkilau di tahun 2011 ini. Sektor usaha yang unggul pada CFIN adalah pembiayaan pada alat berat dimana akan semakin banyak karena bertumbuh pesatnya kegiatan perkebunan dan pertambangan di Indonesia,selain itu juga pembiayaan truck (alat angkutan ) yang tampaknya berpotensi tinggi karena pertumbuhan ekonomi dan roda transportasi barang yang semakin pesat.

Tahun 2009
Tahun 2010
Total asset
1.569.245.168.000
1.999.978.036.000
Total hutang
290.734.298.000
569.129.217.000


Tampak bahwa asset perseroan mengalami peningkatan sekitar 400 milyar pada tahun 2010 meskipun hal tersebut juga diikuti dengan peningkatan kewajiban sekitar 270 milyar. Namun jika kita melihat perbandingan asset dan hutang perseroan maka jelas sekali bahwa rasio hutang CFIN hanya sekitar 18,5% dari total assetnya.

TAHUN 2009
TAHUN 2010
PERUBAHAN(%)
PENDAPATAN
247.799.986
289.225.593
16,7
LABA BERSIH
116.764.307
150.364.132
28,8
LABA PER SAHAM
44,85
57,76


·         DALAM RIBUAN RUPIAH

Kenaikan pendapatan dan laba bersih di Q3 2010 meng- gambarkan cukup besarnya potensi usaha dari CFIN. Nah sekarang bagaimana ditinjau dari harga sahamnya ??


Dengan asumsi PER 10X maka harusnya harga saham CFIN Rp 750 (perkiraan EPS akhir tahun 75).
Dengan harga sekarang sekitar 600an maka masih terdiskon sekitar 25%.Namun jangan lupa juga untuk memperhatikan gerak indeks yang tampaknya cenderung melemah. Rekomendasi: Buy on Weakness sekitar 500 dengan target price di 750-800.Disclaimer ON

Minggu, 16 Januari 2011

Unsp menuju raksasa cpo
Sekalipun Moodi’s menurunkan peringkat UNSP namun saya menilai perusahaan ini punya potensi kelas dunia.Apalagi pasca akuisisi Domba Mas yang tentunya akan meningkatkan kinerja serta penghasilan perusahaan. Saya juga tertarik ketika membaca laporan keuangan perusahaan mengenai PROYEK PENGEMBANGAN USAHA YANG MELIPUTI:
1.PROYEK KARET
Proyek pengembangan kebun karet di Bengkulu seluas 3528 Ha
2.PROYEK PESISIR
Pengembangan lahan sawit seluas 3000 Ha di kab.Pesisir selatan Sumatera Barat.
3.Proyek Internasional
Pengembangan lahan karet dan sawit 4000 Ha di Liberia Afrika Barat

Disamping itu per Juni 2010 penjualan bersih UNSP mengalami kenaikan.

Juni 2010
Juni 2009
KELAPA SAWIT & TURUNANNYA
853.122.797
830.470.964
KARET
477.858.302
240.252.177
TANDAN BUAH SEGAR
100.097.040
114.288.993
ELIMINASI
(296.778.445)
(143.179.994)
JUMLAH
1.134.299.694
1.041.832.140

*disajikan dlm ribuan rupiah

Memang yang masih menjadi tantangan terbesar bagi UNSP adalah melunasi hutangnya yang mencapai 7,8 trilyun pada 2010 dibanding 2009 yang hanya 2,5 trilyun.Apalagi masih dinantikan peluang perusahaan pasca mengakuisisi Domba Mas mengingat Domba Mas harus melunasi utang ke Bank Mandiri.
Pengaruh beban bunga sangatlah signifikan mengingat laba bersih UNSP per Juni 2010 turun karena hal tersebut.

Juni 2010
Juni 2009
ESTIMASI 2010
LABA BERSIH
99.135.041.000
135.188.621.000
135.000.000.000
LABA BERSIH PER SAHAM
Rp 7,8
Rp 36
Rp 10

Jadi untuk jangka pendek mungkin UNSP masih stagnan dengan kecen- derungan bisa melemah di kisaran harga 250-350 tetapi untuk jangka panjang saham UNSP layak dikoleksi.Apalagi jika manajemen perusahaan bisa memanfaatkan moment kenaikan harga CPO yang saya rasa akan terus terjadi sepanjang 2011, mengingat banyaknya bencana di dunia dan iklim yang tidak kondusif. Apalagi harga karet juga ikut merangkak naik yang bisa menjadi faktor penunjang. Satu berita lagi yang sangat saya tunggu adalah bagaimana kemampuan UNSP didalam mengelola perkebunan Domba Mas, kalau berdampak pada kenaikan produksi yang tajam tentunya hal itu sangat menggembirakan investor.
Pada hakikatnya UNSP sudah punya modal untuk menjadi perusahaan raksasa di bidang CPO tinggal kita tunggu bersama bagaimana kemampuan manajerial perusahaan untuk mengembangkan sumber daya yang ada dan meminimalkan resiko hutang.
KIPRAH JAYA PARI STEEL DI 2011
Tahun 2010 mungkin menjadi tahun yang membanggakan bagi Jaya Pari (JPRS), disamping mampu mendongkrak laba perseroan dari kondisi negatif  menjadi net profit yang cukup besar juga harga saham perseroan meningkat tajam. Nah mari kita review keuangan JPRS per 30 September 2010


Sep 2010
Sep 2009
%
PENJUALAN BERSIH
308,32
216,32
42,53
LABA KOTOR
51,58
15,74
227,70
BEBAN USAHA
11,77
9,44
24,68
LABA USAHA
39,81
6,29
532,91
LABA BERSIH
33,79
(7,61)
544,02
LABA BERSIH PER SAHAM
45,06
(10,14)


·         DALAM MILYAR RUPIAH (KECUALI LABA PER SAHAM)

Tantangan terbesar bagi JPRS adalah serbuan baja China serta biaya produksi yang semakin besar mengingat di Indonesia bakal terjadi kenaikan baik TDL,BBM yang sangat mempengaruhi industri baja nasional.Namun perkiraan bahwa harga baja akan semakin membaik tentunya bisa menjadi peluang yang bisa mendongkrak kinerja perseroan  kedepan.
Hanya berandai-andai,kalau JPRS mampu paling tidak mempertahankan laba bersihnya seperti tahun 2010 maka akan meningkatkan optimisme investor terhadap kestabilan kinerja perseroan. Dan menurut saya pribadi jika kondisi itu tercapai maka harga saham JPRS bisa ditargetkan di kisaran 750-850 disclaimer on

Rabu, 12 Januari 2011

MICE BAGI DIVIDEN GEDE!!!!

MICE hari ini dkabarkan dalam detikfinance akan membagikan dividen interim Rp 25,-.Dengan harga 350an maka nilai dividen tersebut setara dengan 7 % dari harga sahamnya.Cukup besar apalagi ini masih interim jadi ada kemungkinan bertambah pada dividen final. Apalagi data keuangan cukup mendukung dengan EPS per KW 3 2010 43,95 dan PER 5,97.Jadi bisa koleksi saham MICE.Disclaimer ON

Selasa, 11 Januari 2011

Prospek saham perbankan dan imbasnya pada ihsg

Beberapa hari ini saham perbankan menyeret IHSG, cukup signifikan pengaruh saham bank ini. Saya tertarik untuk mengamati harga saham perbankan dengan mengambil 5 bank besar yaitu BBNI,BBRI,BBCA,BDMN dan BMRI.Berikut data sederhana yang saya sajikan :
 
                     NAMA BANK
            EPS (KW 3 2010)
 ASUMSI PER=  15x
BANK BNI(BBNI)
166(PASCA right issue)
2490
BANK MANDIRI
304,42
4566
BANK BCA
251
3769
BANK BRI
272(PASCA STOCKSPLIT)
4080
BANK DANAMON
262,12
3931



Memang menurut beberapa analis saham perbankan sudah cukup mahal dan setelah saya meneliti dengan sederhana tampak jelas bahwa harga saham bank sudah tinggi.Dari 4 bank yang coba saya  analisa hanya bank BRI yang tergolong harganya cukup terjangkau (meskipun masih masuk kategori mahal).Nah bagi teman-teman investor mungkin ke depannya bisa lebih berhati-hati mengingat perbankan juga mengalami tantangan inflasi dan BI rate yang mungkin akan naik.
Tetapi ada beberapa faktor yang bisa menguntungkan bagi perbankan yaitu tingginya aliran dana masyarakat yang masuk ke bank melalui deposito,tabungan,dsb membuat likuiditas bank semakin baik.Apalagi investasi di sektor financial baik nasional maupun regional masih cukup menjanjikan. Dan juga berharap sektor rill semakin maju sehingga permintaan kredit usaha maupun kredit konsumsi meningkat.

Sementara itu bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan indeks ??? Jika investor dalam jangka pendek mengambil posisi rasional terhadap harga saham perbankan maka saya kira akan terjadi koreksi terhadap saham bank. Dan imbasnya IHSG bisa terkoreksi cukup dalam. Jadi persepsi investor terhadap dampak negatif dari kenaikan BI rate dan inflasi nasional adalah faktor utama pemicu pergerakan saham perbankan.Stimulus positif bisa terjadi apabila laporan keuangan 2010 saham perbankan menunjukkan kemajuan yang spektakuler.Namun saya rasa pengaruh laporan keuangan yang positif mungkin sedikit teredam dengan persepsi investor akan kondisi makro ekonomi di 2011.DISCLAIMER ON
2011-01-11 19:00 (detik)

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kredit perbankan turun signifikan selama pekan pertama Januari 2011. Bank sentral mencatat di awal tahun 2011 kredit perbankan turun sebesar Rp 17,97 triliun sehingga menjadi Rp 1.724,88 triliun

Demikian hasil Operasi Pasar Terbuka (OPT) pada pekan pertama atau sampai 5 Januari 2011 yang disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah kepada detikFinance di Jakarta, Selasa (11/1/2011).

"Pada awal tahun 2011 atau per 5 Januari 2011 penyaluran kredit turun sebesar Rp 17,97 triliun menjadi Rp 1.724,88 triliun jika dibandingkan pekan sebelumnya per 29 Desember 2010. Secara year to date kredit turun 1,78%, namun secara year on year tercatat tumbuh 23,19%," demikian kata Difi.

Difi menjelaskan, penurunan kredit selama seminggu tersebut bersumber dari turunnya kredit rupiah dan valas masing-masing sebesar Rp 12,08 triliun dan Rp 5,89 triliun.

BI beralasan jebloknya kredit perbankan ini merupakan siklus usaha perbankan di mana kegiatan usaha atau bisnis pada awal tahun cenderung melambat sehingga mempengaruhi permintaan kredit atau biasa disebut 'January Effect'.

"Kredit rupiah turun pada semua kelompok bank dengan besaran yang cukup bervariasi, tertinggi pada kel bank Swasta Rp 4,77 triliun dan terendah pada kelompok Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) yang sebesar Rp 120 miliar. Sementara itu, kredit valas kelompok bank Persero dan BPD tetap naik masing-masing sebesar Rp 100 miliar dan Rp 160 miliar," paparnya.

Sedangkan 3 kelompok bank yang lain yakni Swasta, KCBA dan Campuran mengalami penurunan dimana menurut Difi yang terbesar pada kelompok KCBA yang sebesar Rp 3,31 triliun. Lebih lanjut Difi mengungkapkan dalam denominasi valas, selama pekan laporan kredit valas turun US$ 570 juta di mana yang tertinggi pada KCBA sebesar US$ 350 juta.

"Dengan perkembangan tersebut KCBA dan bank Campuran merupakan penyalur kredit valas terbesar dari total kredit yang mereka salurkan yakni pangsanya masing-masing mencapai 55,07% dan 48,19%," kata Difi.

Dana Masyarakat Justru Meningkat Besar


Sementara itu, Difi mengatakan pada pekan laporan terbalik dengan kredit justru Dana Masyarakat (DPK) meningkat cukup besar yakni sebesar Rp 27,41 triliun dibandingkan pekan sebelumnya.

"DPK menjadi Rp 2.308,62 triliun atau turun 1,21% semenjak 1 Januari 2011, namun dibandingkan periode yang sama di 2010 naik 18,56%," katanya.

Menurut Difi, peningkatan DPK yang terjadi seminggu ini berasal dari dropping dana pemerintah pusat dan kembalinya uang kartal ke sistem pembayaran.

Disampaikan Difi, DPK rupiah naik pada 3 kel bank yakni Swasta, Persero dan Campuran dimana yang tertinggi pada kelompok bank Persero Rp 24,56 triliun dan Swasta Rp 8,6 triliun. Sedangkan kelompok BPD dan KCBA masing-masing turun Rp 4,41 triliun dan Rp 160 miliar.

"Kondisi yang hampir sama terjadi pada DPK valas. DPK naik pada kelompok bank Swasta Rp 1,81 triliun dan kelompok bank Campuran Rp 1,15 triliun. Sedangkan 3 kelompok bank yakni Persero, KCBA dan BPD turun di mana penurunan tertinggi pada kelompok bank Persero sebesar Rp 3,61 triliun," jelasnya.

DPK yang meningkat, sambung Difi dan di sisi lain kredit turun menyebabkan Rasio Pendanaan terhadap Kredit (LDR) turun dari 76,4% menjadi 74,71%.
2011-01-10 14:55 (detik)

Jakarta - PT Ancora Mining Service diduga melakukan penyelewengan pajak. Perusahaan tambang ini diadukan ke Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak.

Laporan ini dilakukan karena perusahaan ini diduga sewenang-wenang karena dimiliki oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan.

"Komitmen Presiden SBY untuk menjalankan pemerintahan yang bersih pun sebaiknya dibuktikan, bukan cuma jadi alat pencitraan," ujar Juru Bicara Forum Masyarakat Peduli Keadilan, Yosef Rizal di kantor Pusat Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (11/1/2011).

Laporan itu dilakukan terkait beredarnya dokumen dugaan penyelewengan pajak yang dilakukan PT Ancora Mining Service.

Dalam dokumen laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 ditemukan berbagai kejanggalan sehingga aparat pajak perlu menelusuri jumlah potensi kerugian negara yang diakibatkan perusahaan tersebut. Yaitu dengan cara menghindari pembayaran pajak.

"Kuat dugaan, tindakan manipulasi laporan keuangan tersebut tidak terjadi sekali. Selain itu, tindakan serupa juga diduga dilakukan di sejumlah perusahaan grup Ancora yang menjamur ketika Gita menduduki posisi Kepala BKPM," tegas Yosef Rizal.

Lebih lanjut Yosef Rizal menjelaskan, kejanggalan dalam dokumen neraca PT Ancora Mining Service per tanggal 31 Desember 2008 itu antara lain ,tidak terdapat pergerakan investasi atau tidak ada kegiatan investasi. Tetapi dalam laporan laba rugi tahun buku yang sama, perusahaan tersebut malah membukukan penghasilan Rp 34.942.600.000.

"Di neraca yang sama, PT Ancora Mining Service mengaku tidak memiliki utang, namun anehnya dalam laporan laba rugi ditemukan pembayaran bunga sebesar Rp 18.346.170.191," ujar Yosef.

Dikatakan Yosef, pada laporan fiskal per tanggal 31 Desember 2008? ditemukan bukti pemotongan pajak senilai Rp 5.331.840.000 dari sebuah perusahaan. Tetapi tidak ada kejelasan atas transaksi apa pemotongan pajak tersebut dilakukan. "Akan muncul pertanyaan, apakah potongan tersebut sudah benar-benar disetorkan?" jelasnya.

Yosef mendesak agar aparat pemeriksa pajak dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa sebuah perusahaan tambang Middle East Coal (MEC) yang berbasis di Singapura dan Jakarta. MEC diketahui telah menyumbang dana sebesar 500 ribu dolar AS kepada Yayasan Ancora yang didirikan Gita Wirjawan.

Berdasarkan surat PT Bank Mandiri kepada Middle East Coal Pte Ltd No: 4 Sp.JWM/1426/2009 tertanggal 15 Desember 2009 tentang penjelasan 'Transaksi Transfer Valuta Asing to Ancora' jelas terlihat adanya transfer sebesar US$ 500.000 dari Middle East Company ke Yayasan Ancora.

"Perintah transfer ke Yayasan Ancora itu sendiri telah terjadi pada tanggal 27 November 2009, sebagaimana terlihat pada bukti telex Single Transaction Credit Master," ujarnya.

Pada bukti telex dengan sender’s reference ':20:0912208002130802' itu, terlihat transfer terjadi pada tanggal 27 November 2009 senilai US$ 500.000 dari Middle East Indonesia beralamat di Sudirman Plaza-Plaza Marein Lt.20 Jalan Jenderal Sudirman Kav 76-78, dengan benerficiary customer (penerima kiriman dana) adalah Yayasan Ancora/Ancora Foundation. Juga dijelaskan melalui telex itu mengenai remittance information: MEC Sponsorship for Indonesia Pintar Program.

Menurut Yosef Rizal, sumbangan itu mencurigakan karena selain tidak pernah dilaporkan pajak penerimaannya oleh yayasan bersangkutan, juga dinilai sarat kepentingan. Diduga hal ini terkait posisi Gita sebagai Kepala BKPM dan MEC yang memperoleh konsesi tambang di Kalimantan Timur.

"Sebagai perusahaan multinasional, MEC punya yayasan sejenis dengan Yayasan Ancora. Kenapa harus menyumbang ke Ancora, bukan diberikan ke yayasan sendiri. Apalagi jika uang tersebut dapat digunakan untuk kepentingan rakyat di sekitar tambang. Ada motif apa ini?" tanya Yosef Rizal.

Menurutnya, PT MEC yang memiliki investasi tambang di Kaltim, sebelum menyetor dana sponsor kepada Yayasan Ancora, juga telah menyetor dana sponsorship sebesar US$ 110.000 kepada PT Ancora Sports. Dana sponsorship itu? dalam rangka pertandingan Golf President Cup yang digelar pada bulan Juli 2009, sebelum Gita menjabat Kepala BKPM.

"Kita mencium gelagat tidak baik dari keanehan laporan keuangan dan transaksi tersebut. Jangan sampai ada motif dagang, suap, penyalahgunaan wewenang dan sebagainya di balik itu semua," tegasnya.

PREDIKSI IHSG TGL 12 JANUARI 2011

TAMPAKNYA ADA SUPPORT KUAT BAGI IHSG UNTUK MENGUAT ESOK PAGI. SENTIMEN DARI BURSA EROPA MUNGKIN AKAN BERHADAPAN DENGAN SENTIMEN NEGATIF TENTANG BI RATE YANG AKAN NAIK AWAL BULAN FEBRUARI. JADI KISARAN IHSG SEKITAR 3400-3500.SEMOGA ESOK ADALAH HARI YANG BAIK!!!

Senin, 10 Januari 2011

BER SPEKULASI DITENGAH PELEMAHAN

SAHAM YANG COCOK UNTUK BERSPEKULASI KARENA VALUASINYA MASIH MURAH :
1.COWL HARGA 112 TARGET= 120-125
2.ELTY HARGA 147 TARGET =160
3.TURI HARGA 600 TARGET = 650
4.BKSL HARGA 102 TARGET = 115
5.SMGR HARGA 8600 TARGET = 9000
NAMUNPERHATIKAN LEBIH DULU GERAKAN IHSG JIKA REBOUND MAKA BISA TRADING BUY NAMUN JIKA MASIH KOREKSI LEBIH BAIK WAIT AND SEE. DISCLAIMER ON